Sabtu, 02 Januari 2016

makalah bimbingan konseling

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.     Pengertian Konseling kelompok
Individu-individu yang menempati wilayah tertentu merupakan suatu perkumpulan atau disebut dengan kelompok. Dengan demikian, kehidupan individu itu tidak terlepas dari kelompok, baik kelompok kecil sepeti keluarga dan kelompok kerja, maupun kehidupan kelompok besar seperti masyarakat,bangsa, dan lain sebagainya.
Menurut Hernert Smith, kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi.
Dari pengertian tersebut, secara singkat dapat diartikan bahwa kelompok merupakan kumpulan dari orang-orang yang mengadakan interaksi dengan sesamanya secara lebih sering dari pada mereka yang mengadakan interaksi perorangan. Jadi, dalam setiap kelompok, masing-masing individu mempunyai sikap dan tingkah laku yang sama dengan anggota kelompok yang lain. Sehingga, semua anggota kelompok memiliki sikap dan tingkah laku yang seragam.
Dari uraian tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa kelompok merupakan kumpulan individu yang mengadakan interaksi secara mendalam antara satu sama lain. Mereka memiliki kesatuan persepsi untuk bertingkah laku didalam maupun luar kumpulan mereka.
Konseling kelompok adalah layanan yang membantu peserta diadik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

2.2.     Tujuan Konseling Kelompok
a.         Menurut Dewa Ketut Sukardi, (2002:49). Tujuan konseling kelompok meliputi:
-                Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
-                Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya
-                Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
-                Mengentaskan permasalahan – permasalahan kelompok.
b.        Menurut Prayitno, (1997:80). Konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
c.         Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.

2.3.       Syarat-syarat pemimpin kelompok
Menurut Prof. Mungin Eddy W ( 2005:118) ada beberapa syarat menjadi pemimpin kelompok yaitu:
1.    Kepribadian dan Karakter pemimpin kelompok
a.       Kehadiran,pemimpin kelompok bisa hadir secara emosional pada penggalaman orang lain.
b.      Kekuatan pribadi,meliputi kepercayaan diri dan kesadaran akan pengaruh sesorang kepada orang lain.
c.       Keberaniana, pemimpin kelompok yang efektif harus sadar bahea mereka perlu menunjukan keberanian dalam interaksi dengan anggotanya.
d.      Kemauan untuk mengkonfrontasi diri sendiri,menunjukan keberanian bukan hanya pada cara- cara berhubungan dengan kelompok tetapi dengan berhubungan dengan diri mereka sendiri juga.
e.       Kesadaran diri, berbarengan dengan hal menghadapi diri sendiri. Ciri esensial dari kepemimpinan efektif adalah kesadaran akan diri sendiri, akan kebutuhan dan motivasi – motivasi seseorang,akan konflik atau masalah – masalah pribadi,akan bertahanan dan titik kelemahan,akan bidang usaha – uasaha yang belum selesai.
f.       Kesungguhan/ketulusan, minat yang tulus dan sungguh – sungguh pada kesejahteraan orang lain dan kemampuan untuk berkembang secara konstruktif.
g.      Keaslian (authenticity) ,pemimpin menjadi sesorang yang asli,nyata atau rill,kongruen dan jujur.
h.      Mengerti identitas, bila akan menolong orang lain,pemimpin kelompok perlu memiliki pengertian yang jelas tentang identitas diri mereka sendiri.
i.        Keyakinan / kepercyaan dalam proses kelompok,merupakan esensi keberhasilan dari proses kelompok.
j.        Kegairahan (antusiasme)
k.      Daya cipta dan kreatif

2.      Daya tahan (stamina)
Menurut Trait Theories of Leadership di dalam buku Dinamika Kelompok karangan Slamet Santosa menyebutkan ciri seseorang dapat dikatakan pemimpin adalah :
a.         Intelegensi bahwa pemimpin memiliki intelegensi lebih dari yang lain.
b.         Kematangan sosial dan pengetahuan luas.
c.         Memiliki motivasi sendiri dan dorongan berprestasi.
d.        Sikap untuk meyakini hubungan dengan orang lain.

Menurut Floyd ruch dan Stogdill dalam buku Dinamika Kelompok karangan Slamet Santosa menyebutkan syarat pemimpin  adalah :
a.       Social perception, pemimpin harus dapat memiliki ketajaman dalam menghadapi situasi.
b.      Ability in abstract thinking, pemimpin harus memiliki kecakapan secara abstrak terhadap masalah yang dihadapi.
c.       Emotional stability, pemimpin harus memiliki perasaan yang stabil, tidak mudah terkena pengaruh dari pihak luar.

2.4.       Masalah-masalah yang dibahas dalam konseling kelompok
Masalah yang dibahas dalam konseling kelompok muncul secara langsung di dalam kelompok itu pada awal kegiatannya. Pemimpin kelompok mengembangkan suasana kelompok sehingga seluruh anggota kelompok bersukarela membuka diri masing- masing dengan :
(1) Mengemukakan masalah pribadinya,
(2) berpartisipasi aktif membantu kawan sekelompok memecahkan masalah.
Pembukaan masalah pribadi di hadapan sekelompok orang lain biasanya tidak mudah. Dihambat oleh kekhawatiran akan terbongkarnya rahasia pribadi. Oleh karena itu, sejak awal kegiatan konselor perlu memantapkan asas kerahasiaan pada seluruh anggota kelompok. Anggota kelompok yang akan mengemukakan masalah pribadinya akan terjaga, dan diisi lain anggota kelompok lainnya dengan sungguh- sungguh sanggup menyimpan dan menjaga kerahasiaan semua masalah kawan- kawannya tersebut.
Setelah para anggota kelompok mengemukakan masalah pribadi masing- masing, maka akan terdapat sejumlah masalah yang perlu dibicarakan di dalam kelompok itu. Karena semua masalah akan dibicarakan satu persatu, maka urutan pembicaraannya harus di musyawarahkan, sampai pada ahirnya tercapai kesepakatan masalah siapa yang prtama kali dibicarakan, kedua, ketiga dan seterusnya. Untuk setiap masalah, pembicaraan lansung ditujukan pada teratasi nya masalah itu. Semua anggota kelompok ikut serta dalam pembicaraan dengan tertib melalui pengajuan pertanyaan, pemberian jawaban, penjelasan, uraian,analisis, nasihat, dorongan semangat, simpati, alternatif pecehan, dan sebagainya.
Konselor sebagai fasilitator mendorong klien untuk berinteraksi secara penuh dengan seluh anggota kelompok lainnya dan serta menanggapi segala sesuatu yang berasal dari teman- teman itu demi terpecahkannya masalah rekan sekelompok. Disisi lain, konselor juga mendorong semua anggota kelompok lainnya untuk menyumbangkan apa yang mereka miliki seperti pendapat, pengalaman, dan sebagainya demi terpecahnya masalah sekelompok.
2.5.       Peran konselor dalam konseling kelompok
Konselor dalam konseling kelompok berperan sebagai pemimpin kelompok. Tugas konselor dalam pemimpin kelompok adalah melakukan pemeliharaan, pemrosesan, penyaluran dan arahan. Sekalipun tugas utama mereka adalah melakukan pemeliharaan, pemrosesan, penyaluran dan arahan, tetapi cara penerapannya perlu mempertimbangkan situasinya.







BAB III
KESIMPULAN

-          Konseling kelompok adalah layanan yang membantu peserta diadik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
-          Konselor sebagai fasilitator mendorong klien untuk berinteraksi secara penuh dengan seluh anggota kelompok lainnya dan serta menanggapi segala sesuatu yang berasal dari teman- teman itu demi terpecahkannya masalah rekan sekelompok.
-          Konselor dalam konseling kelompok berperan sebagai pemimpin kelompok. Tugas konselor dalam pemimpin kelompok adalah melakukan pemeliharaan, pemrosesan, penyaluran dan arahan.









DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, B. (2004). Psikologi Konseling dan Teknik Konseling. Jakarta: studia press.
Farid, M. (2013). Psikologi Konseling. Yogyakarta: IRSCiSoD.
Kusmiyati Yuni, d. (2009). Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.